
Pada hari Sabtu, tanggal 19 April 2025, bertempat di Ruang Hijau Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, telah dilaksanakan kegiatan Pelatihan Penguatan Kemampuan Assertive dan Resilience dengan mengusung tema “Menjadi Guru yang Assertive dan Resilience.” Kegiatan ini diselenggarakan oleh Laboratorium Bimbingan dan Konseling bekerja sama dengan Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam secara Hybrid, dalam rangka membekali mahasiswa calon guru serta para guru dengan keterampilan sosial-emosional yang sangat penting dalam profesi pendidikan, khususnya dalam hal kemampuan untuk bersikap asertif dan memiliki ketahanan diri dalam menghadapi tekanan serta dinamika yang ada di lingkungan pendidikan.
Pelatihan ini diawali pada pukul 09.00 WIB dengan pembukaan oleh pembawa acara, Nur Imanda, yang menyambut para peserta dan memperkenalkan tema kegiatan serta tujuan pelaksanaan pelatihan. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Laboratorium Bimbingan dan Konseling, Ibu Raja Rahima MRA, S.Pd.I., M.Pd. Kons., yang menyampaikan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari penguatan kompetensi guru di masa depan. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa guru tidak cukup hanya memiliki kompetensi akademik, melainkan juga perlu memiliki kemampuan komunikasi yang sehat serta daya tahan mental dalam menjalani profesinya.
Setelah itu, kegiatan berlanjut dengan sambutan sekaligus penyampaian materi inti dari narasumber utama, yakni Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons. Beliau menjelaskan secara komprehensif mengenai konsep dasar assertive dan resilience, termasuk pentingnya kedua kemampuan tersebut dalam dunia pendidikan. Materi yang disampaikan mencakup definisi, manfaat, serta strategi pengembangan sikap asertif dalam berkomunikasi yang jujur, terbuka, namun tetap menghargai orang lain. Selain itu, dijelaskan pula bagaimana guru perlu memiliki resilience atau ketangguhan mental agar mampu bertahan dalam menghadapi tekanan, perubahan kebijakan, maupun tantangan sosial dan emosional dalam dunia kerja.

Setelah sesi materi utama selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi latihan praktis bersama tiga fasilitator, yaitu Nur’aini Safitri, S.Pd.I., M.Pd., Kons., Sindi Ayudia Pama, M.Pd., dan Rizky Adib Kurniaqil, S.Pd. Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil dan melakukan simulasi situasi nyata di lapangan, baik dalam konteks komunikasi maupun pengelolaan tekanan emosional. Pada sesi latihan assertive, peserta diajak mempraktikkan cara menyampaikan kritik membangun, memberikan umpan balik, serta bernegosiasi dengan pihak lain dalam berbagai skenario pendidikan. Sedangkan dalam latihan resilience, peserta menghadapi berbagai simulasi tantangan yang biasa dihadapi guru, seperti perubahan kurikulum mendadak, konflik antarsiswa, hingga beban administratif, dan diminta menunjukkan sikap konstruktif, optimis, serta solutif dalam menanganinya.

Selanjutnya peserta mengikuti sesi diskusi kelompok dan refleksi, di mana mereka dapat berbagi pengalaman dan wawasan yang diperoleh selama pelatihan. Diskusi ini memberi ruang bagi peserta untuk menginternalisasi nilai-nilai assertive dan resilience dalam konteks pribadi maupun profesional. Banyak peserta mengaku bahwa pelatihan ini membuka sudut pandang baru mengenai pentingnya komunikasi yang sehat dan mental yang kuat sebagai dasar utama menjadi pendidik yang profesional dan berkarakter.
Kegiatan pelatihan ini secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme dari para peserta. Pelatihan diakhiri sekitar pukul 14.00 WIB dengan penutupan oleh MC dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama sebagai bentuk dokumentasi. Keberhasilan kegiatan ini tidak hanya ditandai oleh keterlibatan aktif peserta selama sesi, tetapi juga oleh kedalaman materi, praktik aplikatif, dan suasana kondusif yang mendukung proses pembelajaran interpersonal secara efektif.
Melalui kegiatan ini, Laboratorium Bimbingan dan Konseling berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai pusat pengembangan keterampilan sosial-emosional mahasiswa dan guru dalam lingkup Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pelatihan ini juga menjadi salah satu langkah nyata dalam membangun budaya akademik yang mendukung kesiapan guru menghadapi berbagai tantangan kompleks di era pendidikan modern.