Tema :
“FENOMENA PRAKTIK KONSELING DI SEKOLAH’’
Pada hari Selasa, 10 September 2024 Mahasiswa/i Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau mengadakan kegiatan Praktisi Mengajar pada mata kuliah Pendekatan Konseling Kontemporer dengan narasumber guru BK SMP Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru. Kegiatan praktisi mengajar ini diadakan secara online dari link Googlemeet yang berlangsung mulai dari pukul 08:40 sampai pukul 10:30.
Kegiatan praktisi mengajar dengan tema Fenomena Praktik Konseling di Sekolah ini ditujukan kepada Mahasiswa/i semester 5 Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas 5 A dan 5 B dengan total jumlah 67 orang Mahasiswa/i yang ikut serta menjadi peserta pada kegiatan praktisi mengajar ini. Pada kegiatan ini juga para Mahasiswa/i dibimbing oleh tiga orang dosen pengampu Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons., Dr. Riswani, M.Ed., dan Nur’aini Safitri, S.Pd.I., M.Pd., Kons.
Inti dari kegiatan praktisi mengajar ini adalah penyampaian materi dari narasumber yakni ibu Nike Wahyuni, S.Psi., M.Psi., yang membahas tentang permasalahan yang sering terjadi di sekolah, pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan oleh guru BK atau konselor dalam membantu pengentasan masalah yang dialami oleh klien.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh ibu Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons., sekaligus sebagai moderator. Diawal kegiatan ibu Ayu mengatakan bahwa dirinya pribadi merasa sangat senang telah diundang menjadi narasumber pada kegiatan praktisi mengajar ini. Beliau terlihat bersemangat ketika mengetahui banyak dari mahasiswa/i BKPI yang ikut serta didalam Googlemeet pada acara ini. Mahasiswa/i BKPI yang hadir menjadi peserta pada acara ini tidak kalah semangat dan antusias dalam mendengarkan penjelasan dan menyiapkan catatan untuk mencatat segala ilmu dan informasi yang disampaikan oleh narasumber.
Ibu Ayu menyampaikan bahwa profesi sebagai guru BK atau konselor itu adalah profesi yang sangat mulia. Karena kita tau bahwasanya “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain’’. Karena menjadi guru BK atau konselor itu sangat dibutuhkan untuk membantu seseorang individu atau klien yang sedang mengalami masalah. Sehingga ibu Ayu menyatakan bahwasanya menjadi guru BK adalah sebuah anugerah yang sangat luar biasa.
Ibu Ayu juga menyampaikan mengenai teori konseling, cara-cara atau tahapan secara umum dalam melaksanakan proses konseling. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
- Menggali informasi tentang masalah yang sedang dialami siswa.
- Menentukan strategi atau layanan yang digunakan pada proses konseling dengan menyesuaikan kebutuhan berdasarkan masalah yang dialami siswa tersebut.
- Mengadakan proses konseling.
- Memberi skala kepada siswa terkait masalah yang sedang dialaminya.
- Membangun raport/hubungan antara guru BK dan siswa
Adapun salah satu contoh pendekatan konseling yang digunakan oleh ibu Ayu yaitu dengan menggunakan Art Therapy. Art Therapy ini digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau emosi siswa yang sedang mereka rasakan. Art Therapy yang dilakukan yaitu membuat gambar seperti wadah yang mana setiap anak memberikan warna kedalam gambar wadah tersebut, dan setiap warna memiliki arti atas perasaan siswa. Contohnya warna kuning memiliki arti bahagia, warna merah memiliki arti marah, warna putih memiliki arti sedih dan warna lainnya yang masing-masing arti perasaan.
Setelah ibu Ayu memaparkan penjelasan mengenai tahapan dan beberapa contoh pendekatan konseling, ibu Ayu membuka sesi Tanya jawab kepada mahasiswa/i BKPI. Diantara beberapa orang mahasiswa yang mengajukan pertanyaan yaitu mahasiswi bernama Fitri Muslimah dari kelas 5 A BKPI. Fitri mengemukakan bahwa guru BK juga manusia biasa yang juga memiliki emosi, pertanyaan Fitri adalah bagaimana cara guru BK menghadapi anak yang nakal akan tetapi suasana hati guru BK kurag baik?. ibu Ayu menjawab pertanyaan Fitri secara spontan yaitu bahwa pengalaman mengajar dalam pendidikan itu sebagai guru BK sangat penting. Karena pengajaran guru BK itu pada intinya berhadapan dengan beragam perilaku anak-anak. Semakin banyak pengalaman seorang guru BK maka semakin baik pula guru BK dalam menjalankan tugasnya menghadapi perilaku anak yang beragam walau dalam keadaan suasana hati guru BK yang kurang baik. Cara lain untuk menghadapi anak yang nakal sedangkan guru BK berada dalam suasana hati yang kurang baik yaitun dengan menerapkan respon positif kepada anak walau begitu sulit.
Selanjutnya mahaiswa yang mengajukan pertanyaan yaitu Nurul Ushwatun Hasanah dari kelas 5 A BKPI. Adapun pertanyaan yang Nurul ajukan yaitu apa saja teknik konseling yang sering Buk Ayu lakukan di sekolah?. Setelah pertanyaan ini diajukan Buk Ayu langsung menjawab dengan spontan bahwa tekhnik yang sering beliau gunakan di sekolah yaitu tehnik Emotional Freedom Therapy (EFT). Adapun cara menggunakan tehnik ini yaitu meredam emosi klien dengan cara tap-tap. Tap-tap ini bisa dilakukan dibagian kepala atau tangan. EFT ini digunakan untuk klien yang merasa tidak menerima kenyataan yang tidak berjalan sesuai keinginannya. Maka untuk menjadikan klien tenang hingga dapat menerima kenyataannya dapat digunakan think EFT ini dengan menggunakan kata-kata ucapan yang positif seperti “saya terima’’, “saya syukuri’’.
Adapun pertanyaan terakhir yaitu diajukan oleh mahasiswi yang bernama Cindy Putri Andini dari kelas 5 B BKPI. Adapun bunyi pertanyaan yang diajukan oleh Cindy yaitu bagaimana cara guru BK mengatasi permasalahan siswa sedangkan orang tua atau wali klien tidak mengetahui sedangkan guru BK memegang azas kerahasia?. Setelah mendengar pertanyaan ini ibu Ayu langsung menjawab bahwa cara guru BK menghadapi masalah klien yang orang tuanya tidak mengetahui yaitu dengan cara melihat kondisi masalah yang dialami klien. Jika masalahnya sudah sampai ditahap seorang anak itu sudah ingin menyakiti dirinya sendiri dengan melukai dirinya maka sudah pasti orang tua atau wali klien harus tau tentang kondisi yang sedang dialami klien. Akan tetapi, jika permasalahan itu sekiranya dapat diselesikan oleh guru BK, yang mana masalahnya belum sampai kepada masalah yang cukup mengkhawatirkan, maka masalah klien tersebut tidak harus sampai kepada orang tua atau wali dari klien.
Adapun kesimpulan dari kegiatan praktisi mengajar ini adalah bahwasanya banyak teori dan pendekatan konseling yang dapat ditemukan di lapangan, terutama di sekolah pada masa saat ini. Mulai dari tahapan dalam konseling ternyata tidak hanya terfokus pada teori yang sudah diajarkan, akan tetapi tahapan konseling juga bisa dikembangkan di sekoah sesuai dengan kebutuhan siswa. Begitu juga pendekatan yang ada. Ternyata pendekatan yang dapat dilakukan guru BK di sekolah tidak hanya yang ada di buku saja. Ternyata masi banyaj pendekatan atau tehnik yang dapat dilakukan di sekolah.
Kesan mahaiswa/i BKPI setelah melakukan praktisi mengajar ini dengan mendatangkan langsung narasumber dari guru BK di SMP yakni menjadikan mahasiswa BKPI merasa bangga pada diri meraka karena telah menjadikan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam sebagai program studi yang diambil. Profesi guru BK merupakan profesi yang sangat mulia dan patut disyukuri. Banyak ilmu-ilmu mengenai strategi menjadi guru BK yang baik dan kompeten dimasa depan yang telah mahasiswa/i dapatkan dari praktisi mengajar ini.